Jakarta (Kabarin News) – Buku berjudul “Aceh Sepanjang Abad” buah karya H. Mohammad Said (17 Agustus 1905 – 26 April 1995) yang menjadi salah satu “buku pintar” mengenai sejarah, sosiologi dan antropologi Aceh kini hadir kembali dalam cetakan ketiga.
Torehan ilmiah populer dari wartawan otodidak, yang juga salah seorang tokoh pers nasional sebagai penggerak Kantor Berita ANTARA di wilayah Sumatera (1946-1948), kemudian mendirikan Harian Waspada di Medan, Sumatera Utara (11 Januari 1947), tersebut pertama kali terbit pada 17 Agustus 1961. Ada pun cetakan keduanya pada 17 Agustus 1979, yang berentang waktu 18 tahun dari cetakan perdana, dan 48 tahun dari awal hingga cetakan ketiga.
Buku tersebut tercatat sebagai literatur utama kalangan pakar di berbagai perguruan tinggi Indonesia maupun luar negeri, termasuk Cornell University dan University of Chicago di Amerika Serikat (AS), yang membahas Aceh.
Dalam cetakan ketiga, “Aceh Sepanjang Abad” terbagi menjadi dua jilid, yakni 490 halaman pada Jilid Pertama dan 526 di Jilid Kedua. Tribuana Said, MDS bersama Ida Tumengkol, B.Comm, M.Hum yang notabene adalah putra dan putri pasangan H. Mohammad Said dengan Ny. Ani Idrus.
Tribuana Said dalam acara bedah buku “Aceh Sepanjang Abad” di Banda Aceh pada 12 November 2007 mengemukakan, penulisan buku tersebut oleh ayahnya bertujuan meluruskan sejarah sesuai fakta yang sebenarnya terjadi di Aceh, karena sebelumnya banyak karya penulis Aceh –terutama bangsa Belanda– hanya mengisahkan Aceh sesuai versi mereka saja.
Sebagai editor, Tribuana dan Ida membatasi penyuntingan “Aceh Sepanjang Abad” cetakan ketiga pada penyederhanaan kalimat guna memudahkan penyerapan dan pemahaman pembacanya, sedangkan substansi buku –baik data yang digunakan maupun kajian dan cara pandang H. Mohammad Said– tidak dilakukan perubahan.
Tribuana Said, yang sejak 21 Agustus 2002 menjabat Direktur Eksekutif Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), mengakui pula bahwa buku karya ayahnya itu sekalipun mencakup banyak hal –terutama menyangkut semangat perlawanan rakyat Aceh menghadapi serangan bangsa Portugis dan penjajahan Belanda–, namun masih banyak hal lainnya yang perlu diperluas, misalnya mengenai peran perempuan Aceh belum banyak tertuang.
Dengan kata lain, “Aceh Sepanjang Abad” agaknya patut menjadi bahan bacaan utama bagi anak bangsa negeri ini, yakni memandang Aceh dari “kacamata” bangsa sendiri. Apalagi, H. Mohammad Said sebagai penulisnya dan Tribuana Said sebagai penanggungjawab penyuntingan di cetakan ketiga adalah sosok tokoh pers nasional, yang secara profesional sangat memahami apa yang disebut dengan cara menyajikan data, fakta dan sumber berita/tulisan yang memberikan “makna” bagi pembaca/khalayaknya.
Selain itu, ibarat judulnya “Aceh Sepanjang Abad”, maka H. Mohammad Said tampaknya berhasil menyajikan karya tulis yang bisa mengetengahkan Aceh bagi pembacanya di antar-abad, yakni pembaca abad ke-20 dan pembaca kini di abad ke-21. (*)
maaf, dimana saya bisa mendapatkan buku ini?
saya juga pengen tahu apakah buku ini ada dijual dipasaran karena saya putra aceh yang ingin tahu sejarah daerahnya, Trim’s
mohon info dimana bisa didapat dan harga buku Aceh sepanjang abad tersebut.
Salam
saya tertarik untuk membaca buku aceh sepanjang abad ini.
bisa beritahu saya dimana bisa mendapatkan buku tersebut??
apakah masih di terbitkan oleh waspada???
saya tunggu banget jawabannya.
please kalau ada yang tau tolong kabarin ke email saya
calistamury@yahoo.com,txs
silakan menghubungi Bapak Tribuana Said, putra M. Said (Alm), di Harian Waspada, atau di Lembaga Pers Dr Soetomo (LPDS) di 021.3459838 (telepon), 021.3840835 (fax). Trims.
bisa diberitahu, alamat buku aceh sepanjang abad versi digital.trmks
kami di pesantren sgt terksan dgn buku itu jd bantu km tuk bisa aptkan buku itu…
Bapak dan Ibu sekalian, Yth.
sehubungan dengan banyaknya peminat buku “Aceh Sepanjang Abad”, maka silakan menghubungi secara langsung ke Bapak Tribuana Said (putra Alm. M. Said) yang saat ini aktif selaku Ketua Dewan Pengawas Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS) melalui 021.3459838 (telepon), 021.3840835 (fax).
Insya Allah minat Bapak dan Ibu sekalian akan mendapatkan tanggapan positif dari beliau. Salam. Tku.-
Terima kasih atas perhatian terhadap penerbitan ulang buku H Mohammad Said, Aceh Sepanjang Abad. Jumlah cetakan ulang ini terbatas dan tidak untuk dijual. Kami telah menyebarkan hampir seluruhnya ke alamat tertentu, termasuk masing-masig satu set/dua jilid ke ratusan perpustakaan perguruan tinggi terpilih di seluruh Indonesia, termasuk NAD dan Sumut.
Kenapa buku ” Aceh Sepanjang Abad” tidak di jual
bagaimana kalau putra-putri Aceh ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah negerinya
Kalau buku ini tidak dijual lalu bagaimana cara mendapatkannya…?
Kalau minta satu boleh gak Om “Tribuana Said”
Assalam wr wb.
Sebagai Putra Aceh Saya sangat tertarik dan ingin sekali mendapatkan buku ” Aceh Sepanjang Abad” ..tapi mohon info dan bgmn caranya utk mendptkan buku tersebut ..saya rasa buku tersebut akan dapat menjadi literatur dan referensi yang berharga utk dapat diteruskan sampai ke putra-putri kita yang ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah negerinya”…..
Mohon infonya Pak Tribuana Said…
Saleum
thanks
saya putra aceh keturunan.sepintas saya pernah membaca buku ini dari pinjaman dari sebuah Lsm yg datang ke aceh. belum selesai saya baca buku ini sudah di ambil kembali sama yg punya. saya coba cari ke perpustakaan daerah buku nya udah hilang di ambil peminjam dan tidak di kembalikan.jadi kalau kalau sdr Tribuana said berkenan tolong buku ini bagaimana cara nya buku ini bisa di baca melalui internet
dimana saya bisa mendapatkan buku tersebut.. penting sekali selaku saya putra aceh utk tau sejarah aceh…trimks
Teman-teman Kabariners,
Saya sudah menghubungi Bapak Tribuana Said, dan dengan sangat menyesal beliau mengemukakan bahwa sejauh ini beliau sudah kehabisan stok buku “Aceh Sepanjang Abad” yang ditulis oleh Ayahnya (Alm). Salam sukses senantiasa. Tku